Tardi menuturkan, salah satu utang tranche B senilai USD234 juta rencananya akan diselesaikan melalui fundraising aset-aset non produktif dan divestasi anak perusahaan. Melalui divestasi itulah terbuka peluang anak usaha melakukan IPO.
"Di dalam divestasi anak perusahaan itu juga terbuka kemungkinannya untuk kita coba explore tentang apakah mekanismenya melalui IPO atau mekanismenya melalui financial strategic lainnya," kata Tardi.
Terkait dengan restrukturisasi utang, lanjut Tardi, perusahaan tengah dalam proses mendapatkan persetujuan kreditur terkait skema baru dalam menyelesaikan utang. BUMN tersebut menargetkan restrukturisasi utang dapat selesai pada kuartal I-2025.
"Memang ada beberapa kreditur yang belum menyetujui. Tapi kami punya keyakinan dengan rencana kerja yang lebih jelas, dengan prospek yang lebih baik, kami mengharapkan restrukturisasi utang itu akan kita bisa conclude di kuartal I-2025," ujar Tardi.
(Fiki Ariyanti)