TAPG juga mengoperasikan 18 pabrik kelapa sawit (PKS) dengan total kapasitas olah mencapai 995 ton TBS per jam.
Selain itu, perusahaan memiliki fasilitas pengolahan inti sawit (PKO) dengan kapasitas 300 ton per hari dan fasilitas biogas berkapasitas 1,5 MW untuk mendukung inisiatif energi terbarukan.
Produksi CPO diproyeksi stabil
Phintraco Sekuritas memproyeksikan, produksi CPO TAPG di paruh kedua 2025 akan tetap stabil. Kondisi iklim yang netral hingga kuartal I-2026 dinilai akan menjaga curah hujan yang konsisten di Asia Tenggara, menopang pemulihan hasil panen (yield).
Namun, ada potensi risiko dari harga pupuk yang dapat naik akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Meski demikian, risiko tersebut dinilai terbatas karena sebagian besar perusahaan sudah mengamankan kebutuhan pupuk hingga 12 bulan ke depan.
Pendorong utama pertumbuhan permintaan CPO 2025 berasal dari program biodiesel. Pemerintah berencana mengimplementasikan mandatori B40 pada 2025, yang mendorong proyeksi kuota nasional biodiesel naik 16% YoY menjadi 15 juta kiloliter.