Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kata Kurnia, potensi sektor transportasi wilayah laut Indonesia sangat besar. Tidak hanya berfungsi untuk menghubungkan seluruh kepulauannya, namun juga melayani angkutan laut/logistik internasional yang melintasi alur laut kepulauan Indonesia (ALKI).
Di sisi lain, yang juga akan menjadi penopang kinerja perseroan yakni bisnis penjualan kaca melalui anak usaha KLAS, PT Kurnia Surya Santosa (KSS) yang masih prospektif seiring tumbuhnya rencana pembangunan rumah untuk rakyat. Juga, pada segmen bisnis produk pasir kuarsa yang terus bertumbuh seiring bertambahnya industri kaca di Indonesia.
Sebelumnya, KLAS juga menggunakan dana hasil penawaran perdana umum atau initial public offering (IPO) untuk pembangunan mesin pemurnian pasir kuarsa oleh anak usaha KLAS, yakni Karya Cipta Lahanindo.
“Saat ini, Karya Cipta Lahanindo sudah melakukan percobaan pengiriman ke PT Mulia Glass Float yang merupakan anak perusahaan PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) dengan potensi mencapai 150.000 metrik ton (MT) per tahun,” imbuh Kurnia.
Per kuartal pertama tahun 2024, KLAS membukukan pendapatan sebesar Rp32,96 miliar. Pendapatan KLAS didominasi oleh pendapatan dari pihak ketiga yang mencapai Rp20,99 miliar. Secara rinci, pendapatan jasa perkapalan senilai Rp19,25 miliar, pendapatan dari penjualan kaca senilai Rp9,64 miliar, lalu pendapatan sewa senilai Rp4,06 miliar.
(SLF)