Kenaikan siang ini merupakan respons pasar berjangka atas ringgit yang lemah terhadap sejumlah mata uang lainnya. Saat nilai mata uang Negeri Jiran lebih rendah, maka dapat membuat harga CPO menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Hal tersebut sejalan dengan kondisi harga minyak nabati sejenis yang cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan harga minyak sawit.
Menilik harga minyak kedelai di Bursa Dalian China, terpantau ikut naik 1,4%, sedangkan minyak CPO mereka juga tumbuh 0,8%. Adapun minyak kedelai di Chicago Board of Trade justru merosot 0,3%.
Head of South Asia LMC International, Julian McGill memproyeksikan harga CPO Malaysia dapat terus merosot hingga MYR3.200 per ton pada kuartal pertama 2023.
"Namun tetap di bawah MYR3.500 per ton hingga paruh kedua tahun depan karena stok meningkat," terangnya.
(DES)