Meski demikian, Alexander menyampaikan bahwa pada kuartal ketiga tahun ini, kinerja AMMN kembali pulih setelah tujuh bulan pertama tahun ini yang terdampak cuaca buruk dan penundaan perpanjangan izin ekspor. Perseroan tengah fokus mengoptimalkan operasional, di mana tim berhasil memecahkan rekor historis tonase material yang ditambang dalam satu bulan termasuk batuan penutup dan bijih mineral.
Alexander menyebut, proyek-proyek ekspansi juga terus berjalan sesuai jadwal, di mana kemajuan pembangunan proyek smelter tembaga melalui anak usaha, PT Amman Mineral Industri (AMIN) telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Komitmen perseroan terhadap operasional pertambangan berkelanjutan juga terlihat dari berbagai inisiatif baru yang dimulai pada kuartal III 2023. Anak usaha perseroan, kata Alexander, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) telah menandatangani Pernyataan Komitmen atau Letter of Commitment dengan the Copper Mark.
Dari sisi produksi, operasi penambangan AMNT memecahkan rekor historis tonase material yang ditambang dalam satu bulan termasuk batuan penutup dan bijih mineral. Aktivitas pemompaan air tambang juga dioptimalkan sehingga volume air di dalam tambang lebih cepat berkurang dari perkiraan.
Hal ini memungkinkan perseroan untuk menambang bijih segar dari Fase 7 pada bulan Juli 2023, lebih awal dari target pra-penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada bulan September 2023. Dibandingkan dengan semester pertama tahun 2023, di mana material yang ditambang sepenuhnya berupa batuan penutup, pada kuartal III 2023, AMMN mulai menambang bijih segar dari Fase 7.
Alexander menjelaskan, operasi pabrik konsentrator perseroan juga mulai mencampur bijih segar dari Fase 7 dalam proses produksinya. Strategi AMMN yakni memaksimalkan pemulihan tembaga (copper recovery) untuk memastikan konservasi mineral terbaik, keuntungan yang optimal, dan tailing yang lebih bersih.