Selain itu, ARCI juga mencatat kenaikan pada beban keuangan, terutama beban bunga. Beban bunga naik 23 persen menjadi USD37 juta atau Rp600 miliar imbas total utang perseroan yang mencapai lebih dari Rp6 triliun.
Dengan aneka beban di atas, laba bersih ARCI turun sekitar 28 persen menjadi USD10,4 juta, setara Rp169 miliar. Dengan demikian, margin laba bersih ARCI makin menyusut dari 5,8 persen menjadi 3,6 persen.
Tingginya beban utang dan operasi yang belum normal menjadi penghambat utama kinerja ARCI meski harga rata-rata emas pada 2024 naik lebih dari 20 persen di level USD2.400 per ounce. Pada April 2024, tambang utama milik ARCI yang ada di Sulawesi Utara terjadi bencana alam dan saat ini masih terus dilakukan pemulihan.
(Rahmat Fiansyah)