Beban pokok BALI juga ikut membengkak 4,61% menjadi Rp420,45 miliar, yang sebagian besar adalah penyusutan, hingga ongkos kebutuhan operasional.
Neraca keuangan BALI menunjukkan terdapat peningkatan aset 3,91% total mencapai Rp5,19 triliun. Jumlah kewajiban pembayaran atau liabilitas juga bertambah 3,9% menjadi Rp2,75 triliun, sedangkan modal bersih tumbuh menjadi Rp2,44 triliun.
Selain itu, BALI menggenggam kas dan bank senilai Rp245,20 miliar, alias lebih tinggi dari posisi akhir 2021 senilai Rp137,07 miliar. Ini terjadi berkat peningkatan penerimaan dari pelanggan, serta pencairan sejumlah utang.
(FRI)