Peningkatan royalti terjadi pada penjualan domestik sebesar 14 persen dan penjualan ekspor hingga 28 persen sejak 1 Januari 2022, khususnya di anak perusahaan KPC dan Arutmin.
Harga batubara FOB mengalami penurunan sebesar 16 persen yang merupakan tren penurunan sejak tahun lalu. Namun, ungkap manajemen, masih ada potensi kenaikan harga akibat situasi geopolitik yang sedang terjadi.
Sementara itu, jumlah overburden yang diangkut meningkat sebesar 16 persen dibandingkan dengan paruh pertama 2022, sedangkan produksi dan penjualan batubara mengalami kenaikan sebesar 2 persen yoy.
Perusahaan memiliki pedoman untuk 2023, di mana produksi ditargetkan sebesar 75 juta hingga 80 juta metrik ton dengan harga perkiraan rata-rata antara USD95 per ton hingga USD105 per ton. Biaya kas produksi diperkirakan berkisar antara USD60 per ton hingga USD62 per ton.
Saat dihubungi IDXChannel, Sabtu (29/7), Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menjelaskan, penurunan laba bersih perusahaan selama semester I-2023 merupakan gabungan dari penurunan harga batu bara hingga jumlah royalti yang dibayarkan ke negara.