Meski demikian, beban pokok pendapatan terhitung naik 2,9% menjadi Rp25,701 triliun, yang diakibatkan lonjakan biaya energi seiring dengan kenaikan harga batu bara dan harga BBM, yang berdampak pada kenaikan biaya distribusi.
"Menghadapi situasi tersebut, SIG telah melakukan penyesuaian harga dengan menaikkan harga jual sepanjang 2022, guna menghindari predatory pricing agar iklim industri tetap kondusif," pungkas dia.
(DES)