Ke depan, FAST menargetkan perluasan jaringan ritel melalui strategi pembukaan dan relokasi gerai terutama di wilayah yang selama ini kurang terpenetrasi, seperti kota tier-2 dan area hub.
Hingga 2024, FAST mengoperasikan 715 gerai di 36 provinsi dan 173 kota. Sekitar 70 persen outlet QSR nasional masih terkonsentrasi di kota tier-1, sehingga potensi pertumbuhan dinilai masih sangat besar.
FAST membidik pembukaan 50-70 gerai baru setiap tahun, dengan target mencapai 1.000 outlet pada 2030. Apabila strategi ini berjalan sesuai rencana, pendapatan FAST diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 11 persen pada 2026-2030, didorong oleh peningkatan produktivitas gerai serta pertumbuhan SSSG berkelanjutan sekitar 2 persen.
Di sisi profitabilitas, margin EBIT FAST diperkirakan kembali pulih menuju 4 persen pada 2030, sejalan dengan efisiensi operasional, pelonggaran tekanan biaya, dan optimalisasi lokasi gerai.
Dengan perbaikan tersebut, laba bersih FAST diprediksi kembali positif pada 2027, dengan CAGR tiga tahun mencapai 41,3 persen hingga menyentuh Rp302 miliar pada 2030.