“Kinerja penjualan ini sebagian dipengaruhi oleh keterlambatan THR dan periode mudik dini yang tidak terduga. Meskipun terdapat tekanan inflasi, margin kotor mampu mencapai Rp4,3 triliun. Tidak hanya itu, dengan pengurangan subsidi sewa, EBITDA untuk tahun ini dapat mencapai Rp1,4 triliun ,” kata manajemen dalam keterangan tertulis, Senin (26/2/2024).
Dari sisi neraca, total aset LPPF akhir Desember 2023 naik 2,26% yoy menjadi Rp5,88 triliun, sementara jumlah kewajiban utang atau liabilitas membengkak 13,14% yoy menjadi Rp5,84 triliun. Alhasil, rasio utang terhadap aset (DER) LPPF membengkak signifikan.
Jumlah modal bersih atau ekuitas juga menurun drastis hingga mencapai Rp30,73 miliar. Sementara kas dan setara kas yang ada dalam genggaman akhir 2023 tersisa Rp457,62 miliar. (NIA)