Respons kebijakan tersebut, kata dia, memberikan hasil positif yang tercermin dari perkembangan rupiah, yang terkendali stabil dan bahkan cenderung menguat. BI optimistis stabilitas eksternal ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi gejolak global, terutama pasca kebijakan Tarif Amerika Serikat (AS).
Ada tiga indikator yang mendasari optimisme BI terhadap ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. Pertama, defisit transaksi berjalan yang diperkirakan 0,5-1,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), tergolong rendah.
Kedua, BI optimistis defisit transaksi berjalan secara keseluruhan dapat dipenuhi dari surplus transaksi modal dan finansial, baik dari portofolio inflow, penanaman modal asing, maupun sumber-sumber aliran dana asing.
Ketiga, berdasarkan asesmen yang telah dilakukan BI, stabilitas eksternal ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat karena jumlah cadangan divisa yang juga tinggi.