sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Lesu Pandemi Mereda, Prospek Industri Rumah Sakit Masih Cerah

Market news editor Melati Kristina - Riset
01/11/2022 08:00 WIB
Industri rumah sakit sedang lesu karena menurunnya kasus Covid-19 di Tanah Air. Meski begitu, industri ini masih memiliki prospek menarik kedepannya.
Lesu Pandemi Mereda, Prospek Industri Rumah Sakit Masih Cerah. (Foto: MNC Media)
Lesu Pandemi Mereda, Prospek Industri Rumah Sakit Masih Cerah. (Foto: MNC Media)

Prospek Industri Rumah Sakit Masih Cerah

Meski kinerja keuangan industri rumah sakit sedang lesu, industri ini masih memiliki prospek menarik kedepannya.

Melansir prospektus Primaya, menurut laporan dari World Bank pada 2021, ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Indonesia hanya 1,2 tempat tidur per 1.000 penduduk. Sedangkan ketersediaan dokter per 1.000 penduduk hanya mencapai 0,4 dokter.

Padahal, WHO merekomendasikan setiap negara untuk memiliki rasio ketersediaan tempat tidur terhadap populasi mencapai 5 tempat tidur per 1.000 penduduk.

Dengan demikian, jumlah rumah sakit di Indonesia masih tergolong rendah, namun di sisi lain terdapat permintaan yang tinggi akan tempat tidur rumah sakit.

Di samping itu, belum meratanya pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas pelayanan yang baik menjadi peluang bagi industri rumah sakit khususnya emiten-emiten tersebut untuk berekspansi di sejumlah daerah di Tanah Air.

Mengingat, sebagaimana disebutkan oleh Lembaga Akreditasi Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit, di tahun 2021 hanya 78 persen dari 3.145 rumah sakit di Indonesia yang memiliki akreditasi sehingga mutu pelayanan kesehatan menjadi tidak merata.

Adapun riset CGS CIMB yang dirilis pada Rabu (26/10) bertajuk: “Healthcare-Overall: Defensive amidst Volatily” memproyeksikan, beberapa layanan kesehatan di Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan EPS dua digit di tahun 2023 mendatang. 

“Kami menyimpulkan bahwa rumah sakit swasta akan lebih kuat di tahun 2023 karena meningkatnya kemampuan untuk menanggung pengeluaran, pemulihan kinerja, hingga peningkatan pendapatan pasien rawat inap perhari,” tulis analis CGS CIMB, Ryan Winipta.

Adapun terdapat sejumlah faktor yang dapat menguntungkan kinerja industri rumah sakit kedepannya seperti penerapan kebijakan rawat inap standar (KRIS) hingga penyesuaian tarif dari program BPJS.

Dengan demikian, industri rumah sakit diharapkan tetap mampu bertumbuh kedepannya meski kasus Covid-19 sudah mereda.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement