Keberhasilan menjaga lifting migas diakui oleh Dwi lantaran implementasi pelaksanaan digitalisasi melalui integrated operation center (IOC) sejak 31 Desember 2019 serta beroperasinya layanan one door service policy (ODSP) per Januari 2020.
"Pelaksanaan pilar transformasi tersebut memberikan andil pada upaya peningkatan pengawasan dan memangkas birokrasi dengan penyelesaian berbagai perizinan dalam satu platform layanan ODSP dengan waktu yang lebih cepat, telah memberikan dampak positif bagi pelaksanaan investasi hulu migas 2020 ditengah tantangan wabah Corona Covid-19," kata Dwi.
Selain fokus pada pencapaian target teknis yang telah ditetapkan pada WP&B, SKK Migas secara konsisten dan berkesinambungan melaksanakan berbagai program Filling The Gap (FTG) agar dapat dicapai penambahan produksi migas melalui penerapan inovasi dan operational excellence di hulu migas. Selain itu SKK Migas juga membuat terobosan-terobosan untuk mengusahakan agar efisiensi di hulu migas dapat semakin ditingkatkan.
Dwi menekankan, insan hulu migas terus bekerja keras memberikan kontribusi yang terbaik agar target di tahun 2020 dapat tercapai di tengah penurunan industri nasional sebagai akibat perlambatan ekonomi dari adanya wabah Covid-19. "Dapat dibayangkan jika operasional hulu migas dan proyek hulu migas berhenti, berapa dampak yang ditimbulkan di industri penunjang, ketenagakerjaan serta ekonomi daerah," pungkas Dwi.
Untuk lebih rinci capaian lifting minyak kuartal I 2020 disumbang oleh 5 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar di Indonesia dengan rincian sebagai berikut: Mobil Cepu LTD: 220 ribu bopd, PT Chevron: 182 ribu bopd, Pertamina EP: 81 ribu bopd, Pertamina Hulu Mahakam: 31 ribu bopd, Pertamina Hulu Energi OSES: 29 ribu bopd.