Jika seluruh lahan tersebut dijumlahkan, totalnya mencapai 288.018 hektare. Menurut perhitungannya, aset tersebut memiliki potensi nilai luar biasa besar.
“Andaikata 1 hektare [setara dengan] USD10.000, maka 288.018 bernilai USD2.880.180.000,” tuturnya. Ia lalu mengonversi angka itu ke rupiah. “Kalau dirupiahkan menjadi 16.300 x 2.880.180.000 = Rp46,9 triliun,” imbuh LKH.
Pak Lo menekankan, nilai itu belum termasuk aset non-perkebunan seperti lini bisnis konsumen SIMP yang cukup terkenal. “Belum minyak goreng Bimoli, Palmia margarin, dan lain-lain,” tuturnya.
Dengan potensi sebesar itu, Lo Kheng Hong menyiratkan, valuasi pasar SIMP di bursa saat ini terbilang murah alias undervalued.
Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), LKH menguasai 779,21 juta saham SIMP. Angka tersebut setara dengan 5,03 persen kepemilikan di perusahaan perkebunan itu. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.