sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Makroekonomi Dinilai Membaik, Masuk ke Pasar Obligasi Jadi Opsi yang Menarik

Market news editor Shifa Nurhaliza
04/11/2022 11:06 WIB
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut tahun ini.
Makroekonomi Dinilai Membaik, Masuk ke Pasar Obligasi Jadi Opsi yang Menarik. (Foto: MNC Media)
Makroekonomi Dinilai Membaik, Masuk ke Pasar Obligasi Jadi Opsi yang Menarik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut tahun ini dengan prediksi pertumbuhan PDB Indonesia sepanjang 2022 akan mencapai 5,08%, lebih tinggi dari 3,69% pada 2021.

“Kami memperkirakan pemulihan ekonomi nasional berlanjut tahun ini, yang didukung mobilitas masyarakat dan konsumsi rumah tangga yang terus meningkat, terkendalinya Pandemi COVID-19, serta pertumbuhan ekspor yang sangat tinggi,” ujar Rully Arya Wisnubroto, Senior Economist Mirae Asset Sekuritas, pada Kamis (3/11/2022).

Rully menilai pertumbuhan PDB kuartal III/2022 meningkat 5,6% YoY (vs. kuartal II/2022 5,4% YoY). Hal ini turut ditopang surplus neraca perdagangan Januari-September 2022 yang sangat tinggi dan mencapai USD39,9 miliar (vs. total surplus neraca perdagangan 2021 USD35,4 miliar), serta APBN periode Januari-September 2022 yang mencatatkan surplus Rp 60,9 triliun (0,33% terhadap PDB).

Perbaikan ekonomi domestik dan tingginya surplus neraca perdagangan tersebut, lanjut Rully, diharapkan dapat menopang pergerakan nilai tukar rupiah yang sempat mencapai Rp 15.600 per dolar AS dan tekanan terhadap harga obligasi pemerintah (surat berharga negara/SBN). Turunnya harga obligasi tersebut memicu kenaikan tingkat imbal hasil (yield) di pasar sekunder.

Menurutnya, tekanan pada nilai tukar rupiah dan pasar obligasi disebabkan oleh naiknya suku bunga kebijakan AS (Federal Funds Rate/FFR) yang cukup agresif tahun ini, mencapai 300 bps menjadi 3,25% hingga September. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Rully mengatakan kenaikan suku bunga acuan tersebut juga terjadi di dalam negeri di mana BI-7DRRR naik 125 bps hingga 4,75% untuk menyikapi tingginya laju inflasi. Inflasi September dibukukan 5,95%, tertinggi sejak Oktober 2015, setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal September.

“Kami memprediksi FFR dapat naik lagi hingga 4,5% pada akhir tahun. Di dalam negeri, kami memprediksi inflasi periode 2022 akan mencapai 7,13% sehingga BI 7-DRR dapat naik lagi 25 bps pada bulan ini menjadi 5% dari posisi sekarang 4,75%.”

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement