Samuel memproyeksikan jumlah pelanggan akan mencapai 2,2 juta pada akhir 2025 dan melonjak menjadi 5,5 juta pada 2026. Pertumbuhan ini akan ditopang oleh peluncuran produk pada Agustus serta rencana ekspansi ke layanan fixed wireless access (FWA), yang dipandang sebagai pelengkap dari jaringan FTTH (fiber to the home) milik perusahaan.
Kemitraan potensial dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga diyakini akan memperkuat daya saing WIFI. Kolaborasi ini mencakup empat bidang utama: pemanfaatan menara milik Mitratel (MTEL), pengelolaan layanan jaringan, penggunaan backbone TLKM untuk ekspansi di luar Jawa, serta pemanfaatan jaringan Home Pass Indihome yang saat ini menganggur, baik di Jawa maupun luar Jawa.
Proyeksi Laba
Melalui laporan ini, Samuel Sekuritas juga merevisi naik proyeksi laba tahun fiskal (FY) 2027 dan FY28 masing-masing sebesar 4,8 persen dan 10,2 persen. Dengan valuasi untuk proyeksi tahun fiskal 2026 EV/EBITDA sebesar 7,6x—masih diskon 17 persen dari rata-rata sektor—WIFI dinilai memiliki prospek pertumbuhan jangka menengah yang solid, terutama karena tingginya potensi pasar broadband tetap (fixed broadband) di kalangan rumah tangga berpendapatan rendah.
Seiring dengan itu, Samuel Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk saham WIFI, dengan target harga di level Rp5.200 per saham.
Meski demikian, Samuel mengingatkan risiko utama yang perlu dicermati adalah potensi keterlambatan dalam proses ekspansi jaringan, yang bisa berdampak pada akuisisi pelanggan di bawah ekspektasi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.