Selain mengakuisisi tiket.com, Blibli juga mengakuisisi perusahaan ritel untuk memperkuat ekspansi bisnis. Adapun perusahaan ritel tersebut adalah Ranch Market, yang sahamnya diakuisisi sebesar 51 persen pada 30 September 2021.
Tak hanya perusahaan-perusahaan di atas, BELI juga bekerja sama dengan perusahaan lainnya, seperti GOTO, Emtek, Bukalapak, hingga Telkom (Lihat infografik di bawah ini.)
Aksi Caplok Saham MINA hingga SINI ala Happy Hapsoro
Selain keluarga Hartono, taipan lainnya yang bermanuver di bulan November adalah Happy Hapsoro. Asal tahu saja, Happy Hapsoro adalah pebisnis yang merupakan suami dari Ketua DPR RI, Puan Maharani yang mengendalikan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
Pada 17 November 2022 dn 22 November 2022, Happy Hapsoro bersama koleganya melalui PT Basis Energi Prima, PT Autum Prima Indonesia, dan Batubara Development Pte. Ltd. mnengambil alih PT Singaraja Putra Tbk atau SINI lewat transaksi di pasar negosiasi.
Adapun, menurut manajemen SINI, Happy Hapsoro merupakan Penerima Manfaat Akhir atau UBO dari SINI melalui PT Basis Energi Prima. Adapun PT Basis Energi Prima menggenggam saham SINI sebesar 12 persen.
Sebelumnya, perusahaan Happy Hapsoro tersebut juga menggenggam saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA). Melansir data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 20 September 2022, PT Basis Utama Prima merupakan pemegang saham terbesar di MINA, yakni 45,71 persen.
Sebelum mencaplok saham SINI hingga MINA, emiten milik Happy Hapsoro, yakni RAJA juga menjadi perhatian para investor karena mencatatkan kinerja harga saham yang melejit belakangan.
Adapun harga saham emiten gas alam tersebut melambung sejak Juli 1011, bahkan sempat menyentuh Rp1.200 per saham di September dan November 2022.
Melansir data BEI per Rabu (21/12), saham RAJA sudah melesat hingga 427,47 persen sepanjang 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)
Stock Split hingga Euforia Saham BYAN Milik Low Tuck Kwong
Terakhir, di akhir November 2022, emiten Low Tuck Kwong, BYAN melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split)dengan rasio 1:10, yang mana 1 saham dengan nilai nominal Rp100 akan menjadi 10 saham dengan nilai nominal Rp10.
Melansir Akta RUPSLB emiten, aksi korporasi tersebut dilakukan pada 28 November 2022. Selain itu, jumlah saham tercatat setelah stock split menjadi 33.333.335.000 dari sebelumnya 3.333.333.500 saham.
Asal tahu saja, , saham BYAN pada saat akhir cum di Pasar Reguler dengan nilai nominal lama Rp100 per saham tanggal 1 Desember 2022, tercatat pada harga Rp94.500 per saham.
Level harga sebelum stock split tersebut sempat yang tertinggi di bursa, mengalahkan emiten batu bara lainnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang dihargai Rp41.625 per saham.
Adapun aksi stock split tersebut berhasil mengerek saham BYAN. Melansir data BEI pada Jumat (2/12), harga saham BYAN terkerek hingga 19,84 persen di level Rp11.325/saham.
Di samping itu, kinerja saham BYAN secara YTD juga meroket. Melansir data BEI, hingga Rabu (21/12), kinerja saham BYAN terkerek hingga 565,74 persen sepanjang 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)
Melambungnya kinerja saham BYAN sepanjang 2022 tentunya berpengaruh terhadap kekayaan dari pengendali emiten ini, yaitu Low Tuck Kwong.
Mengutip Forbes per Rabu (21/12), kekayaan Low Tuck Kwong per hari ini mencapai USD23,8 miliar atau setara dengan Rp371,16 triliun dengan asumsi kurs Rp15.595/USD.
Adapun Forbes menyebutkan, kekayaan Low Tuck Kwong sudah bertambah sebesar 24,12 persen atau USD4,6 miliar (Rp71,74 triliun) secara harian.
Sementara, bila dibandingkan dengan kekayaannya pada 2021, kekayaan bos BYAN kini sudah bertambah USD22,70 miliar (Rp354 triliun) dari kekayaannya di tahun 2021 yang hanya mencapai USD1,1 miliar atau senilai Rp17,15 triliun.
Informasi saja, di tahun 2022, pengendali BYAN tersebut merupakan orang terkaya kedua di Indonesia, setelah bos Djarum dan BCA Hartono Bersaudara. Selain itu, Low Tuck Kwong juga masuk berada di peringkat 802 orang terkaya di dunia per 2022.
Dengan demikian, manuver yang dilakukan oleh para taipan Tanah Air sebagaimana yang disebutkan di atas dapat semakin memperkokoh ekosistem dan kekuatan bisnis mereka di masa mendatang.
Periset: Melati Kristina
(ADF)