Dengan biaya yang terus meningkat akibat melonjaknya harga energi global, inflasi resmi mencapai 21,9 persen pada bulan Desember, dan harga pangan naik 37,9 persen, sehingga makin menambah beban konsumen.
IMF akhir tahun lalu menyetujui program pinjaman USD3 miliar untuk Mesir, dengan syarat melakukan "pergeseran permanen ke rezim nilai tukar yang fleksibel" dan "kebijakan moneter untuk mengurangi inflasi secara bertahap,” dilansir melalui VOANews, Kamis (12/1/2023).
Mesir juga perlu melakukan "reformasi struktural secara luas untuk mengurangi keterlibatan negara", kata IMF pada saat itu, dengan ekonomi didominasi oleh negara yang kuat dan perusahaan-perusahaan yang dipimpin militer.
Program pinjaman IMF, senilai USD3 miliar selama 46 bulan, ibarat setetes air untuk Kairo yang pembayaran utangnya pada tahun 2022-2023 saja berjumlah USD42 miliar.
Mesir hanya memiliki USD34 miliar cadangan mata uang asing dibandingkan dengan USD41 miliar pada Februari lalu, sementara utang luar negerinya meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam dekade terakhir menjadi USD157 miliar.
Banyak bank membatasi penarikan mata uang asing dan menaikkan biaya kartu kredit.