Di masa awal pandemi Covid-19, harga saham farmasi naik gila-gilaan. Tercatat BUMN farmasi yang merupakan anak usaha PT Bio Farma termasuk KAEF melesat lebih dari 100 persen pada pertengahan tahun 2020.
Semenjak awal tahun 2020, tercatat harga saham KAEF turut meroket bahkan mencapai 254,40 persen.
Di tahun berikutnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin virus corona (Covid-19) Sinovac. Sentimen ini menyebabkan kenaikan harga saham berbagai emiten farmasi Tanah Air.
Bahkan, beberapa emiten Bio Farma mencapai all time high dalam kurun setahun pada 12 Januari 2021.
Informasi saja, PT Bio Farma, induk usaha KAEF menjadi produsen vaksin Sinovac. Adapun PT Indofarma Tbk (INAF) dan anak usaha KAEF, PT Phapros Tbk (PEHA) juga terlibat dalam pengembangan vaksin dalam negeri.