Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya emiten ini mampu membukukan laba bersihnya sebesar Rp17,29 triliun.
Di samping itu, menurunnya harga saham KAEF disebabkan oleh tingginya valuasi dari emiten ini. Dilansir dari RTI Business pada Kamis (17/6), KAEF mencetak Price Earnings Ratio (PER) sebesar 332,16 kali. Angka tersebut sangat tinggi melampaui PER per industri yang hanya sebesar 22,47 kali.
Asal tahu saja, PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya. Bila PER suatu emiten rasionya berada di bawah angka 10 kali, maka PER dianggap murah. (ADF)
Periset: Melati Kristina
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.