sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengapa IPO PHE Terhenti di Tengah Proyeksi Optimistis Sektor Migas Tahun Ini?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
28/07/2023 07:30 WIB
Pemerintah akhirnya menunda pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Mengapa IPO PHE Terhenti di Tengah Proyeksi Optimistis Sektor Migas Tahun Ini? (Foto: MNC Media)
Mengapa IPO PHE Terhenti di Tengah Proyeksi Optimistis Sektor Migas Tahun Ini? (Foto: MNC Media)

Bahkan catatan pertumbuhan investasi ini terbilang signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan investasi global yang hanya mencapai 5,4 persen dan ini merupakan tren positif untuk iklim investasi hulu migas di Indonesia.

  • Peningkatan Cadangan Migas

Berdasarkan data SKK Migas, semester I tahun 2023 ini, industri hulu migas berhasil mencapai tingkat Reserves Replacement Ratio (RRR) 52,9 persen dengan penambahan cadangan sebesar 340 MMBOE.

Capaian RRR semester 1 ini jauh diatas target RRR semester 1 tahun 2023 yang sebesar 19 persen, dan sampai akhir tahun RRR diharapkan akan mencapai 138,3 persen.

Pada semester I 2023 ini, industri hulu migas juga telah menyumbang penerimaan negara sebesar USD6,8 miliar atau sekitar Rp.99,9 triliun.

Sebagai informasi, RRR adalah adalah jumlah minyak yang ditambahkan ke cadangan minyak dibagi dengan jumlah yang diekstraksi untuk produksi. Perhitungan ini biasanya digunakan investor untuk menilai kinerja operasi perusahaan minyak.

  • Penambahan Penemuan Eksplorasi Migas

Sementara itu, penemuan eksplorasi 2023 menghasilkan total sumberdaya 216 juta barel setara minyak (MMBOE). Dari 11 sumur eksplorasi, 6 sumur telah selesai, 6 discovery, 1 sumur belum di test dan 4 sumur masih on going.

Proyek-proyek ini diharapkan akan menambah kapasitas produksi sebesar 19.077 BOPD dan 454 MMSCFD.

Menanti IPO PHE

Terhentinya langkah IPO PHE tahun ini tentu saja menjadi pertanyaan besar bagi pasar.

Padahal, kinerja emiten migas yang melantai bursa bisa berpotensi menguat di tengah harapan kenaikan harga minyak mendatang.

Terlebih, didukung optimisme kinerja hulu migas RI sepanjang semester pertama tahun ini.

Saham emiten migas juga sempat menguat hingga penutupan sesi I perdagangan Selasa (25/7/2023) seiring penguatan harga minyak pekan ini.

Secara teknikal, saham MEDC menembus resistance penting berupa moving average 200 hari (MA 200), yang berpotensi membuat pembalikan tren (trend reversal) ke atas terus berlanjut.

Saham emiten Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 2,61 persen ke Rp236 per saham.

Di bawah saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menguat 1,83 persen ke Rp1.390 per saham dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) terapresiasi 1,73 persen.

Lebih lanjut, saham emiten milik pengusaha Happy Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dan PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) terangkat masing-masing 1,06 persen dan 0,52 persen.

Adapun kinerja emiten migas dalam sebulan terakhir juga mayoritas menunjukkan peningkatan dipimpin oleh MEDC sebesar 21,55 persen secara bulanan. Disusul kenaikan saham APEX dan ELSA masing-masing 18,06 persen dan 15,95 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)

Riset Indopremier Sekuritas juga menyebutkan, MEDC dan AKRA akan mendapatkan keuntungan dari sentimen positif setelah kenaikan harga minyak lanjutan.

Jika melihat sejarahnya, kedua saham tersebut memiliki korelasi dengan pergerakan harga minyak.

“Dari keduanya, menurut kami MEDC mungkin lebih diuntungkan karena sifatnya sebagai produsen minyak dibandingkan AKRA sebagai penyedia logistik rantai pasokan,” tulis riset Indopremier Sekuritas dikutip Kamis (27/7/2023).

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement