sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengapa IPO PHE Terhenti di Tengah Proyeksi Optimistis Sektor Migas Tahun Ini?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
28/07/2023 07:30 WIB
Pemerintah akhirnya menunda pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Mengapa IPO PHE Terhenti di Tengah Proyeksi Optimistis Sektor Migas Tahun Ini? (Foto: MNC Media)
Mengapa IPO PHE Terhenti di Tengah Proyeksi Optimistis Sektor Migas Tahun Ini? (Foto: MNC Media)

Sementara itu, mengutip Algo Research, anjloknya IHSG hingga 4 persen yang dipimpin terutama oleh IDXENERGY yang terkontraksi 18,4 persen, terdapat peluang taktis MEDC dan ELSA sebagai saham yang berpotensi menguat. Di sisi lain, PHE juga menguasai 51,1 persen saham ELSA. (Lihat tabel di bawah ini.)

Diketahui kinerja ELSA baru-baru ini memuaskan pasar dengan hasil 1Q23 membukukan pertumbuhan 53 persen YoY dengan valuasi PBV 0,6x saat ini.

Di sisi lain, kinerja PHE dalam produksi migas juga menunjukkan pertumbuhan. Berdasarkan Laporan Keuangan Perusahaan 2021, produksi migas PHE di tahun tersebut mencapai 327,28 MMBOE, naik lebih dari 300 persen dibanding tahun 2020. (Lihat tabel di bawah ini.)

 

Sebagian besar proyek migas RI akan onstream pada Q3 dan Q4 tahun 2023 dengan capital expenditure (capex) sebesar USD709,2 juta atau setara Rp10,64 triliun.

Dari 11 proyek onstream tersebut, salah satunya adalah proyek milik PHE yakni Proyek YY.

Proyek YY merupakan proyek pengembangan lapangan gas yang dilaksanakan oleh PHE OWNJ sebagai pengelola WK Offshore Northwest Java.

Letak Lapangan YY berada di lepas pantai utara Jawa Barat. Proyek YY ditargetkan dapat memproduksikan perkiraan cadangan minyak sebesar 2,72 MMstb dan penjualan gas sebesar 3,16 BSCF.

Proyek ini juga didesain dengan kapasitas fasilitas produksi minyak sebesar 2.000 BOPD dan gas 1 MMSCFD

Berdasarkan data SKK Migas 2022, proyek ini seharusnya ditargetkan onstream pada 2022. Adanya Covid-19 berdampak pada tertundanya operasional proyek ini.

Selain itu, menurut laporan EY Global IPO Trends Q2 2023, tahun ini Indonesia tengah menikmati momentum positif IPO.

Untuk pertama kalinya selama lebih dari 20 tahun, RI berhasil melampaui Hong Kong dalam peringkat bursa saham global berdasarkan jumlah kesepakatan. Angkanya masing-masing sebesar 7 persen dan 4 persen berdasarkan jumlah dan hasil aktivitas IPO global.

Indonesia juga terus memimpin bursa ASEAN dengan menjadi tuan rumah 45 IPO pada semester pertama tahun ini dengan total pendapatan USD2,2 miliar.

Selain itu, saat ini terdapat 15 perusahaan yang sedang menjalani proses IPO dengan ukuran penawaran umum indikatif gabungan mulai dari Rp1,2 triliun hingga Rp1,5 triliun (USDD80 juta hingga USDD100 juta).

Sejumlah data yang telah dijelaskan di atas menunjukkan tidak ada masalah pada fundamental pasar minyak baik secara global maupun domestik. Antusiasme pasar modal RI juga meningkat terlihat dari kinerja IPO sepanjang tahun ini yang moncer.

Di samping itu, PHE merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bisa menguasai sebagian besar proyek-proyek hulu migas nasional karena sedikitnya jumlah kompetitor swasta.

Lantas mengapa PHE memilih menunda IPO di saat prospek pasar minyak diprediksi rebound? Akankah IPO tahun depan lebih menjanjikan di tengah tahun politik yang penuh gejolak? Menarik untuk menanti jawabannya. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement