Misalnya ketika trader menggunakan indikator MACD (Moving Average Convergence/Divergence), maka harga dan indikator MACD sama-sama bergerak ke atas menunjukkan kenaikan harga dan pembelian yang kuat.
Kenaikan seperti ini terjadi karena volume beli yang kuat dari pasar, sehingga pembelian masih bisa berpotensi untuk berlanjut selama beberapa waktu ke depan, sebab permintaannya tinggi.
Sementara kondisi divergen terjadi ketika harga saham tidak bergerak searah dengan pergerakan indikatornya, alias berbanding terbalik. Kondisi ini dapat terlihat pada diagram candlestick, di mana posisi high dan low pada pergerakan harga, berbeda dengan posisi high dan low pada indikator.
Kondisi divergen menunjukkan pergerakan harga saham yang berlawanan dengan indikatornya, salah satu ciri dari divergen adalah kenaikan harga yang tidak dibarengi dengan permintaan yang besar.
Harga naik, namun indikator menunjukkan volume pembelian kecil. Kondisi ini bisa mengindikasikan daya jual yang melemah, sehingga berpotensi untuk terjadi pembalikan arah. Dari harga naik, berpeluang menjadi harga turun.