Terkait konflik di Timur Tengah yang turut memengaruhi pergerakan saham energi, Michael mengakui sulit memprediksi arah perkembangan.
“Sulit untuk menerka konflik yang terjadi di Timur Tengah,” ujarnya. Meski saat ini ada kesepakatan gencatan senjata selama 12 hari, ia mencatat bahwa masih ada keraguan atas stabilitas kawasan tersebut.
Menurutnya, volatilitas harga minyak adalah hal yang wajar dalam situasi seperti ini. “Anjloknya harga minyak mentah adalah hal yang lumrah karena volatilitas di tengah ketegangan,” katanya.
Namun, ia menilai ada potensi perubahan arah tren. “Kita bisa menjustifikasi pergerakan ini jika telah terjadi tren yang jelas—yang saat ini masih terlihat usaha pembalikan arah ke uptrend dari harga minyak,” demikian Michael menutup analisisnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.