Di sisi lain, pertumbuhan penjualan kendaraan listrik global diproyeksi melambat menjadi 16 persen pada 2025, jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir sebesar 53 persen. Dengan kondisi ini, harga nikel LME diperkirakan tetap tertekan di level USD16.500 per ton.
TINS Jadi Pilihan Utama
Di tengah tantangan sektor tambang logam, PT Timah Tbk (TINS) diposisikan sebagai pilihan utama oleh BRI Danareksa Sekuritas, diikuti oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Meski harga stagnan, pendapatan dan laba bersih emiten terkait yang diulas BRI Danareksa diproyeksi tumbuh masing-masing 6,7 persen dan 54,8 persen secara tahunan pada 2025, didukung oleh basis laba rendah (low base) pada 2024. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.