"Kesepakatan kerja sama dengan PT Medco Energi International Tbk (MEDC) diperkirakan menurunkan biaya gas dalam kuartal-kuartal mendatang," ujar Farhan.
Kendati demikian, Farhan melihat porsi penjualan gas dengan skema Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang meningkat di kuartal II menekan harga rata-rata jual (average selling price atau ASP) ke USD7,5 per mmbtu. Kondisi tersebut berdampak pada turunnya pendapatan secara kuartalan.
"Biaya administrasi dan umum juga naik menjadi USD74,9 juta pada kuartal II-2024, sehingga margin EBIT turun menjadi 14 persen," katanya.
Farhan juga memandang perluasan kebijakan HGBT dari 11 sektor menjadi 13 sektor akan berdampak pada kinerja PGAS di semester II, mengingat kebijakan ini membuat perseroan tak menikmati margin.
Farhan memperkirakan, pendapatan PGAS di 2024 mencapai USD3,7 miliar sementara laba bersih bisa menembus USD327 juta. Dia mematok target harga PGAS di angka Rp1.800 dengan asumsi Price Earning Ratio (PER) FY24 sebesar 7,3 kali, Price to Book Value (PBV) 0,9 kali, dan EV to EBITDA 3,7 kali.
(Rahmat Fiansyah)