Serangan rudal Iran yang diarahkan ke Israel telah memicu serangkaian prediksi harga minyak lebih dari USD100 per barel, meskipun kenaikan harga minyak tersebut ternyata hanya berumur pendek.
Sementara dari sisi pasokan, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA) dan Wood Mackenzie, keseimbangan pasokan dan permintaan minyak diperkirakan akan defisit sepanjang 2Q-3Q24 karena permintaan akan melebihi pasokan.
Ini didukung oleh kondisi PMI global membaik sementara pasokan AS melambat dan OPEC+ menurunkan produksi.
PMI global di AS dan Eropa menunjukkan tingkat ekspansif di atas 50 sepanjang Maret 2024 karena pesanan sektor jasa meningkat sementara PMI China telah ekspansif sejak 2023.
Tren positif tersebut cenderung bertepatan dengan harga komoditas yang lebih mendukung khususnya energi karena hal ini sejalan dengan prospek permintaan yang lebih baik. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.