Sementara itu, serangan yang terus menerus terhadap pengiriman komersial di Laut Merah oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran telah memaksa pengirim untuk mengalihkan pengiriman di sekitar ujung selatan Afrika, yang mengganggu pasokan minyak mentah global.
Penurunan produksi minyak di Libya membatasi pasokan minyak global dan memberikan dorongan positif untuk harga komoditas energi tersebut. Ladang minyak Sharara di Libya, yang merupakan ladang terbesar di negara tersebut, telah menghentikan produksi minyak sebesar 250.000 barel per hari sejak Senin akibat protes dan kekhawatiran keamanan.
Penurunan tajam dalam jumlah minyak mentah yang disimpan di kapal tanker di seluruh dunia juga mendukung harga.
Laporan Vortexa pada Senin menunjukkan, minyak mentah yang disimpan di kapal tanker yang telah diam selama setidaknya tujuh hari turun sebesar 31 persen menjadi 56,66 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Agustus, level terendah dalam lebih dari empat tahun.
Sementara, OPEC+ meluncurkan rencana untuk memulihkan sebagian produksi minyak pada kuartal IV-2024, yang memicu kekhawatiran tentang kemungkinan kelebihan pasokan minyak global.