Perseroan mencatatkan Pendapatan Keuangan - Neto yang lebih rendah sebesar -45,9% dari Rp257,4 miliar di tahun 2020 menjadi Rp139,3 miliar karena tingkat suku bunga yang relatif lebih rendah di tahun 2021.
Beban Pajak Penghasilan – Neto meningkat sebesar -30,3% dari Rp342 miliar menjadi Rp445,5 miliar yang disebabkan oleh beban pajak penghasilan tangguhan yang lebih tinggi.
Sehingga akhirnya, dari angka-angka di atas, Laba Tahun Berjalan menurun -1,0% dari Rp1.806,3 miliar menjadi Rp1.788,5 miliar pada tahun 2021.
Disisi lain, setelah pembayaran dividen total (tahun keuangan 2020) sebesar Rp725/saham (total Rp2.669 miliar) dengan Rp225/saham (total Rp828 miliar) dibagikan pada tahun 2020 sebagai dividen interim dan Rp500/saham (total Rp1.841 miliar) yang dibagikan pada tahun 2021 diputuskan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2021, termasuk Pembelian Kembali Saham yang telah dilakukan sebesar Rp1.583 miliar pada tahun 2021, Perseroan membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas menjadi Rp6,1 triliun.
"Arus kas yang kuat yang dihasilkan dari operasi dan upaya yang gigih dari manajemen untuk meningkatkan modal kerja adalah kunci untuk mempertahankan Neraca Keuangan kami yang tangguh," papar dia.