IDXChannel - Berubahnya konstelasi perekonomian global membawa pengaruh buruk terhadap negara-negara besar, seperti Amerika Serikat (AS) dan juga para anggota Zona Eropa.
Bermula dari stagnasi kegiatan ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang membuat permintaan pasokan energi dunia turun drastis. Hal ini memaksa negara-negara penghasil sekaligus pengekspor minyak global menurunkan kapasitas produksinya agar tidak terjadi over production seiring sepinya pembeli.
Masalah muncul, justru ketika perekonomian mulai kembali menggeliat di 2021, sehingga mendongkrak permintaan pasokan minyak secara signifikan. Padahal, para produsen minyak yang tergabung Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) sudah terlanjur memangkas produksinya.
Alhasil, tingginya permintaan tidak sebanding dengan pasokan minyak yang justru sedang sangat terbatas, sehingga harga jual di pasar melonjak tinggi. Hal ini diperparah dengan invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, yang membuat pasokan minyak global turut terganggu.
Harga semakin melambung. Inflasi di berbagai negara pun semakin 'terbang'. Untuk mengatasinya, suku bunga acuan di banyak negara pun dinaikkan, yang membawa berimbas pada menurunnya pertumbuhan ekonomi. Ancaman resesi pun mengintai.