Selama ini setengah dari kebutuhan gas di Jerman sangat mengandalkan pasokan dari Rusia. Terjadinya perang Rusia-Ukraina yang membawa konsekuensi pembatasan pasokan gas serta melakukan penurunan volume melalui pipa utama Nord Stream 1, praktis membawa imbas besar terhadap ketersediaan pasokan gas di Jerman.
Sementara di Perancis, kondisi yang ada dilaporkan sedikit lebih baik ketimbang yang terjadi di Jerman, seiring dengan adanya pasokan energi nuklir yang demikian besar, hingga menyumbang lebih dari 70 persen dari total pembangkit listrik yang ada di Perancis.
Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di zona Eropa, Prancis masih bisa menghadapi pemadaman listrik yang akan melanda ketika musin dingin ekstrim berlangsung. Gdp Prancis tumbuh sebesar 0,5 persen pada kuartal kedua tahun ini.
Di lain pihak, Italia yang notabene memiliki ketergantungan lebih besar terhadap pasokan gas Rusia dibanding negara-negara Eropa lainnya, kini dilaporkan telah berhasil mencatatkan kinerja ekonomi yang jauh lebih baik, dengan pertumbuhan ekonomi meningkat satu persen pada triwulan II-2022 lalu.
Italia menyetujui paket bantuan baru senilai sekitar 17 miliar euro untuk konsumen dan bisnis. Bank Sentral Eropa (ECB), mengumumkan data keuangan terbaru yang dirancang untuk mencegah suku bunga yang lebih tinggi.
Semantara, di antara negara-negara Eropa lain, Spanyol diyakini merupakan negara yang berpeluang paling besar untuk terhindar dari ancaman resesi, meski laju inflasinya juga melonjak cukup signifikan.
Gdp negara itu naik ke level 1,1 persen pada kuartal kedua, International Monetary Fund memperkirakan itu akan menjadi pertumbuhan tercepat dibanding dengan negara – negara zona Eropa lainnya di tahun depan. (TSA)
Penulis: Bayu Rama