IDXChannel – Harga saham emiten yang terafiliasi pengusaha Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), tumbang lebih dari 6 persen dan menghuni top losers pada Jumat pagi (27/1/2023).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.16 WIB, harga saham emiten distribusi gas alam RAJA anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 6,64 persen ke level Rp1.055 per saham. Kemarin, saham emiten milik suami Ketua DPR RI Puan Maharani tersebut juga turun 3,00 persen.
Dalam sepekan, saham RAJA merosot 6,22 persen dan sejak awal tahun (YtD) naik tipis 0,96 persen.
Kabar teranyar dari Rukun Raharja adalah informasi laporan bulanan pemegang saham efek yang terbit pada 10 Januari 2023.
Tidak ada perubahan berarti dalam laporan tersebut yang mana Hapsoro masih menjadi pengendali perseroan baik secara individu (28,51 persen) maupun PT Basis Utama Prima (12,22 persen).
Satu nama lagi, saham jasa angkutan kapal CBRE juga terbenam hingga minus 6,19 persen ke Rp106 per saham. Dengan ini, CBRE sudah 4 hari beruntun nyungsep di teritorial merah.
Dalam seminggu, saham ini sudah turun taham 21,48 persen. Sebelum terkena aksi jual, saham ini sempat menyentuh level penutupan Rp155 per saham pada 17 Januari lalu.
Asal tahu saja, CBRE baru melantai di bursa pada 9 Januari 2023 dengan harga penawaran perdana (IPO) Rp108 per saham.
Sebelumnya, Direktur Utama CBRE Suminto Husin Giman mengungkapkan, perseroan akan melaksanakan aksi korporasi pada tahun ini.
Suminto bilang, Cakra Buana memiliki tiga rencana bisnis dalam tiga tahun ke depan.
“Yang pertama, kita akan fokus dulu dengan pengadaan armada baru. Sesuai dengan hasil dari pengumpulan dana dari IPO [penawaran saham perdana] ini sehingga kita bisa memenuhi proyeksi kita terhadap perusahaan,” jelas Suminto dalam Power Breakfast IDX Channel TV, Selasa (17/1/2023).
Kedua, perusahaan juga sedang menyiapkan aksi korporasi.
“Kami sedang mempersiapkan aksi korporasi. Mungkin bisa kita lakukan dalam tahun ini,” imbuh Suminto.
Ketiga, leveraging posisi perusahaan sebagai perusahaan publik. Cakra Buana, jelas Suminto, mulai mencari potensi-potensi yang lainnya.
Terkait poin kedua soal aksi korporasi, sempat berembus kabar bahwa akan ada investor anyar asal Singapura yang akan masuk ke CBRE. Kendati, tidak ada penjelasan lebih lanjut soal mekanisme masuknya investor tersebut.
Ketika dihubungi IDXChannel.com soal potensi masuknya investor Singapura di muka, Suminto menjelaskan, perusahaan masih belum bisa memaparkan lebih jauh soal isu tersebut karena sedang dalam proses diskusi.
“Kami memang sedang menjajaki beberapa kemungkinan dan nanti apabila sudah ada potensi yang baik untuk perseroan, tentunya kami akan mengikuti aturan OJK dan IDX [BEI] untuk perusahaan Tbk [terbuka],” jelas Suminto kepada IDXChannel (18/1).
Berbeda dengan RAJA, Hapsoro tidak memiliki kepemilikan langsung di CBRE. Hanya saja, terdapat lingkaran atau orang yang dekat dengan Hapsoro di Cakra Buana.
Pemegang saham pengendali dan pemilik manfaat (beneficial owner) CBRE adalah Suganto Gunawan melalui kepemilikan tidak langsung di perusahaan melalui PT Omudas Investment Holdco.
Suganto Gunawan sendiri memiliki 51,00% saham Omudas.
Nah, Suganto Gunawan pernah bekerja bersama Hapsoro Sukmonohadi lewat emiten perhotelan PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT).
Sebagai informasi, Happy Hapsoro via PT Basis Utama Prima memiliki 40,00% saham mayoritas PSKT.
Nah, Suganto Gunawan, yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama CBRE, pernah mengemban posisi Komisaris Independen PSKT selama periode 2014-2021.
Hapsoro sendiri sempat menjadi Komisaris Utama PSKT sebelum akhirnya mengundurkan diri pada Agustus 2021, bersamaan dengan pengunduran diri Suganto Gunawan.
Selain Suganto, Komisaris CBRE Suwito juga merupakan petinggi Red Planet. Suwito menjabat sebagai Direktur Utama PSKT sejak 2014 hingga saat ini.
Adapun, dalam prospektus IPO CBRE dijelaskan, Suwito telah menjabat sebagai Komisaris CBRE sejak 2016. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.