sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

OPEC Pangkas Pertumbuhan Permintaan Minyak Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Market news editor Febrina Ratna
15/11/2022 07:00 WIB
OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada 2022 dan 2023. Itu karena tantangan ekonomi yang semakin meningkat.
OPEC Pangkas Pertumbuhan Permintaan Minyak Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global. (Foto: MNC Media)
OPEC Pangkas Pertumbuhan Permintaan Minyak Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada 2022 dan 2023. Itu karena tantangan ekonomi yang semakin meningkat.

OPEC pada hari Senin (14/11/2022) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global 2022 untuk kelima kalinya sejak April. Selanjutnya, organisasi itu memangkas angka tahun depan.

Hal itu karena meningkatnya tantangan ekonomi termasuk inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga. OPEC memproyeksi permintaan minyak pada 2022 akan meningkat sebesar 2,55 juta barel per hari (bpd), atau 2,6%.

Angka tersebut turun 100.000 bpd dari perkiraan sebelumnya berdasarkan laporan bulanan OPEC. "Ekonomi dunia telah memasuki periode ketidakpastian yang signifikan dan tantangan yang meningkat pada kuartal keempat tahun 2022," kata OPEC dalam laporan tersebut seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/11/2022).

"Risiko penurunan termasuk inflasi tinggi, pengetatan moneter oleh bank sentral utama, tingkat utang negara yang tinggi di banyak daerah, pengetatan pasar tenaga kerja dan kendala rantai pasokan yang masih ada."

Laporan ini adalah yang terakhir sebelum OPEC dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada 4 Desember. Kelompok tersebut, yang baru-baru ini memangkas target produksi, akan tetap berhati-hati, Menteri Energi Arab Saudi, pemimpin de-facto OPEC+, telah seperti dikutip pekan lalu.

Tahun depan, OPEC memperkirakan permintaan minyak naik 2,24 juta barel per hari, juga 100.000 barel per hari lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Meskipun mengomentari tantangan yang meningkat, OPEC mempertahankan prakiraan pertumbuhan ekonomi global 2022 dan 2023 stabil dan mengatakan sementara risiko condong ke sisi bawah, ada juga potensi sisi atas.

"Ini mungkin berasal dari berbagai sumber. Terutama, inflasi dapat dipengaruhi secara positif oleh resolusi situasi geopolitik di Eropa Timur, yang memungkinkan kebijakan moneter yang kurang hawkish," kata OPEC.

Minyak mempertahankan penurunan setelah laporan dirilis, diperdagangkan sekitar USD95 per barel.

 

Stok Surplus

Untuk Oktober, dengan melemahnya harga minyak karena kekhawatiran resesi, grup tersebut melakukan pemotongan 100.000 barel per hari untuk target produksi OPEC+, dengan pengurangan yang lebih besar mulai bulan November.

Arab Saudi mengatakan pemotongan terbaru diperlukan untuk menanggapi kenaikan suku bunga di negara barat dan ekonomi global yang lebih lemah. Presiden AS Joe Biden mengkritik keputusan tersebut dan  menyebutnya picik.

OPEC mengatakan dalam laporan Senin bahwa pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, pasokan minyak global melampaui total permintaan minyak masing-masing sebesar 200.000 bph dan 1,1 juta bph, setelah mengalami defisit 300.000 bph pada kuartal pertama.

Padahal OPEC mengatakan produksinya pada Oktober turun 210.000 bpd menjadi 29,49 juta bpd, lebih dari pengurangan OPEC+ yang dijanjikan, dipimpin oleh pemotongan 149.000 bpd oleh Arab Saudi. Angka-angka tersebut disusun oleh OPEC menggunakan sumber-sumber sekunder.

Arab Saudi sendiri, bagaimanapun, melaporkan ke OPEC penurunan yang lebih kecil yaitu 84.000 bpd, membawa produksi Oktober ke bawah 11 juta bpd.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement