sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

OPEC Pangkas Pertumbuhan Permintaan Minyak Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Market news editor Febrina Ratna
15/11/2022 07:00 WIB
OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada 2022 dan 2023. Itu karena tantangan ekonomi yang semakin meningkat.
OPEC Pangkas Pertumbuhan Permintaan Minyak Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global. (Foto: MNC Media)
OPEC Pangkas Pertumbuhan Permintaan Minyak Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global. (Foto: MNC Media)

Laporan ini adalah yang terakhir sebelum OPEC dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada 4 Desember. Kelompok tersebut, yang baru-baru ini memangkas target produksi, akan tetap berhati-hati, Menteri Energi Arab Saudi, pemimpin de-facto OPEC+, telah seperti dikutip pekan lalu.

Tahun depan, OPEC memperkirakan permintaan minyak naik 2,24 juta barel per hari, juga 100.000 barel per hari lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Meskipun mengomentari tantangan yang meningkat, OPEC mempertahankan prakiraan pertumbuhan ekonomi global 2022 dan 2023 stabil dan mengatakan sementara risiko condong ke sisi bawah, ada juga potensi sisi atas.

"Ini mungkin berasal dari berbagai sumber. Terutama, inflasi dapat dipengaruhi secara positif oleh resolusi situasi geopolitik di Eropa Timur, yang memungkinkan kebijakan moneter yang kurang hawkish," kata OPEC.

Minyak mempertahankan penurunan setelah laporan dirilis, diperdagangkan sekitar USD95 per barel.

 

Stok Surplus

Untuk Oktober, dengan melemahnya harga minyak karena kekhawatiran resesi, grup tersebut melakukan pemotongan 100.000 barel per hari untuk target produksi OPEC+, dengan pengurangan yang lebih besar mulai bulan November.

Arab Saudi mengatakan pemotongan terbaru diperlukan untuk menanggapi kenaikan suku bunga di negara barat dan ekonomi global yang lebih lemah. Presiden AS Joe Biden mengkritik keputusan tersebut dan  menyebutnya picik.

OPEC mengatakan dalam laporan Senin bahwa pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, pasokan minyak global melampaui total permintaan minyak masing-masing sebesar 200.000 bph dan 1,1 juta bph, setelah mengalami defisit 300.000 bph pada kuartal pertama.

Padahal OPEC mengatakan produksinya pada Oktober turun 210.000 bpd menjadi 29,49 juta bpd, lebih dari pengurangan OPEC+ yang dijanjikan, dipimpin oleh pemotongan 149.000 bpd oleh Arab Saudi. Angka-angka tersebut disusun oleh OPEC menggunakan sumber-sumber sekunder.

Arab Saudi sendiri, bagaimanapun, melaporkan ke OPEC penurunan yang lebih kecil yaitu 84.000 bpd, membawa produksi Oktober ke bawah 11 juta bpd.

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement