Kasan juga sangat mengapresiasi ekspor yang dilakukan, mengingat Arab Saudi telah menerapkan kebijakan peningkatan tarif bea masuk terhadap 500 jenis produk untuk meningkatkan penerimaan negara sebagai respons terhadap pandemi Covid-19.
Kebijakan tersebut dinilai dapat memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap perdagangan Indonesia ke Arab Saudi. Yang tidak terkena dampak langsung di antaranya adalah sektor produk biofarmaka dan mamin.
Sementara itu, berdasarkan data BPS yang diolah Kementerian Perdagangan, pada semester pertama 2020, ekspor produk biofarmaka Indonesia mencapai USD 4,2 juta atau naik 32,8 persen dibandingkan periode yang sama di 2019 yang sebesar USD3,17 juta.
Pertumbuhan cukup signifikan ini merupakan hal yang menggembirakan di tengah penurunan daya beli masyarakat dunia. Sementara itu, pada Januari—Juni 2020 ekspor Indonesia mencapai USD 76,4 miliar sedangkan impor tercatat sebesar USD 70,9 miliar.
Pada Juni 2020, kinerja ekspor nonmigas Indonesia mulai bergerak positif dengan kenaikan 15,73 persen dibanding bulan sebelumnya. Di sisi lain, impor bahan baku pada periode tersebut juga naik sebesar 24,01 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan aktivitas industri Indonesia mulai menggeliat. (*)