Reza juga menjelaskan, menurunnya IHSG sepanjang tiga hari lalu disebabkan sentimen dalam dan luar negeri. Dari sisi luar negeri, kekhawatiran muncul terkait adanya pengetatan kebijakan di Amerika Serikat (AS), kemudian meningkatnya Yield surat utang AS itu yang berpengaruh ke pelaku pasar.
Kemudian, dari sentimen dalam negeri, terkait rilis BPS mengenai neraca perdagangan yang dianggap dibawah ekspektasi pasar, nah itu menjadi sentimen negatif pelaku pasar dan pelaku pasar cenderung untuk melakukan aksi jual.
"Kemudian, dilihat dari sisi techincal-nya, ketika kita lihat bahwa indeks penurunan terjadi di senin, selasa, rabu, efeknya kan dari hari Jumat, ketika hari Jumat indeks gagal menyentuh batas resistance berikutnya maka IHSG cenderung untuk kembali mengalami pelemahan, kalau ga salah di hari Jumat itu IHSG ditutup di 6.358 kemudian target resistancenya di 6.395 ternyata gagal ditarik ke atas sehingga pelaku pasar melakukan aksi jual," tuturnya.
Selain itu, terkait dengan penurunan sejumlah harga komoditas juga cukup memicu aksi jual terhadap saham-saham pertambangan dengan adanya pemberitaan penurunan harga nikel dan batu bara. (TIA)