sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Panik Karena IHSG Turun Terus? Ini Kata Analis

Market news editor Aditya Pratama
18/03/2021 16:06 WIB
Analis Senior CSA Research Institute mengatakan, penurunan IHSG merupakan bagian dari dinamika market yang terjadi.
Analis Senior CSA Research Institute mengatakan, penurunan IHSG merupakan bagian dari dinamika market yang terjadi. (Foto: MNC Media)
Analis Senior CSA Research Institute mengatakan, penurunan IHSG merupakan bagian dari dinamika market yang terjadi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami penurunan berturt-turut awal pekan ini. Hal itu disebabkan oleh sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri.

Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, investor sebaiknya tidak langsung panik dengan adanya penurunan IHSG. Sebab, penurunan IHSG merupakan bagian dari dinamika market yang terjadi.

"Kadang naik kadang turun, cuma, pelaku pasar dalam menanggapi pemberitaan yang ada jangan terlalu panik," ujar Reza saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (18/3/2021).

Selain itu, Reza mengatakan, pelaku pasar juga menyadari apa yang sebenarnya yang diinvestasikan atau trading antara saham atau indeks. "Dari sisi psikologis, investor mau beli saham atau mau beli indeks IHSG? Artinya apa? kalau investor investasi atau trading di suatu saham ya harusnya fokus di saham itu," kata dia.

Dia menyebut, investor seharusnya lebih fokus terhadap informasi dari saham-saham tersebut, bukan langsung panik melakukan aksi jual ketika IHSG mengalami penurunan. "Apabila IHSG mengalami penurunan, ya investor tidak terlalu panik karena yang diinvestasikan kan sahamnya, karena bisa saja indeks turun tapi sahamnya naik," ucapnya.

Reza juga menjelaskan, menurunnya IHSG sepanjang tiga hari lalu disebabkan sentimen dalam dan luar negeri. Dari sisi luar negeri, kekhawatiran muncul terkait adanya pengetatan kebijakan di Amerika Serikat (AS), kemudian meningkatnya Yield surat utang AS itu yang berpengaruh ke pelaku pasar. 

Kemudian, dari sentimen dalam negeri, terkait rilis BPS mengenai neraca perdagangan yang dianggap dibawah ekspektasi pasar, nah itu menjadi sentimen negatif pelaku pasar dan pelaku pasar cenderung untuk melakukan aksi jual.

"Kemudian, dilihat dari sisi techincal-nya, ketika kita lihat bahwa indeks penurunan terjadi di senin, selasa, rabu, efeknya kan dari hari Jumat, ketika hari Jumat indeks gagal menyentuh batas resistance berikutnya maka IHSG cenderung untuk kembali mengalami pelemahan, kalau ga salah di hari Jumat itu IHSG ditutup di 6.358 kemudian target resistancenya di 6.395 ternyata gagal ditarik ke atas sehingga pelaku pasar melakukan aksi jual," tuturnya.

Selain itu, terkait dengan penurunan sejumlah harga komoditas juga cukup memicu aksi jual terhadap saham-saham pertambangan dengan adanya pemberitaan penurunan harga nikel dan batu bara. (TIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement