Di tingkat nasional, permintaan semen juga diperkirakan akan tumbuh satu persen, dengan tingkat utilisasi industri yang meningkat sebesar satu persen dibandingkan 2023 lalu.
Meski utilisasi masih berada di bawah level yang diproyeksikan pada 2019, outlook untuk 2025 menunjukkan prospek pemulihan yang positif di sektor ini, berdasarkan data Outlook ASI 2025.
Suherman juga menambahkan bahwa dalam menghadapi 2025, industri semen masih akan menghadapi tantangan akibat kondisi pasar yang oversupply. Namun, SMBR tetap optimistis untuk memanfaatkan peluang yang datang melalui program pemerintah yang berfokus pada pembangunan infrastruktur.
"Program infrastruktur, termasuk pembangunan tiga juta rumah dan pembebasan BPHTB untuk kategori tertentu, akan menjadi pendorong utama permintaan semen pada tahun 2025," ujar Suherman.
Selain itu, SMBR juga berencana untuk terus memperkuat kontribusi produk non-semen, seperti whiteclay dan limestone, guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan perusahaan. Dengan berbagai langkah strategis ini, SMBR percaya dapat terus mencatatkan kinerja positif meski menghadapi tantangan yang ada.