Pasar mendapatkan dorongan tambahan dari dolar AS yang lebih lemah dan sinyal dari Iran bahwa tidak ada kesepakatan nuklir yang akan segera terjadi, kata Bob Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho, New York.
Pada Juni, Brent mencapai USD75 per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, kemudian merosot awal bulan ini di tengah kekhawatiran tentang penyebaran cepat varian Delta virus korona dan kesepakatan produsen minyak terbesar untuk meningkatkan pasokan.
Pemulihan ekonomi Amerika masih berada di jalurnya meski terjadi lonjakan infeksi virus korona, tutur Federal Reserve, Rabu, dalam sebuah pernyataan kebijakan yang menandai pembicaraan yang sedang berlangsung seputar penarikan dukungan kebijakan moneter.
Dolar melemah sehari setelah pernyataan Federal Reserve bahwa pihaknya belum menetapkan waktu untuk mulai mengurangi pembelian obligasinya.
Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,41% menjadi 91,882, level yang terakhir terlihat pada 29 Juni. Dolar yang lesu mengangkat euro naik 0,39% menjadi USD1,1888, tingkat tertinggi dalam lebih dari 3 minggu.