sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pegang Saham Batu Bara Boncos Terus, BYAN-BUMI Cs Merah Lagi

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
31/05/2023 10:41 WIB
Saham emiten batu bara enggan beranjak dari zona merah akhir-akhir ini.
Pegang Saham Batu Bara Boncos Terus, BYAN-BUMI Cs Merah Lagi. (Foto: MNC Media)
Pegang Saham Batu Bara Boncos Terus, BYAN-BUMI Cs Merah Lagi. (Foto: MNC Media)

IDXChannelSaham emiten batu bara enggan beranjak dari zona merah akhir-akhir ini. Bahkan, dalam sepekan hingga sebulan terakhir, ada saham yang anjlok hingga 30 persen. Ini tentu kontras dengan situasi 2022.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (31/5/), pukul 10.20 WIB, saham emiten milik Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk (BYAN) ambles 5,13% ke Rp15.100/saham. Ini membuat saham BYAN sudah melemah selama 6 hari bursa beruntun.

Dalam sepekan, saham BYAN merosot 19,84% dan dalam sebulan turun tajam 28,15%.

Nama besar lainnya, emiten Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), juga nyungsep dengan minus 3,00% pada Rabu. Dalam sepekan, BUMI ditutup memerah 4 kali dan sekali stagnan, dengan penurunan 14,42% dalam periode tersebut.

Saham raksasa lainnya, macam PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masing-masing memerah 2,37% dan 2,17%. Dalam sebulan saham ADRO terjun 30,87% dan ITMG 28,81%. (Lihat tabel di bawah ini.)

Mulai mendinginnya harga batu bara hingga investor beralih sektor usai menerima keuntungan baik capital gain dan dividen jumbo menjadi faktor utama saham-saham batu bara merosot tajam tahun ini.

Pada 2022, di tengah lonjakan harga batu bara di era commodities boom, indeks sektor energi (IDXENERGY), di mana saham batu bara menjadi penggerak utama, melesat 100 persen, menjadi indeks sektoral termoncer tahun lalu.

Sementara, pada Selasa (30/5), kontrak batu bara Newcastle pengiriman Juli 2023 diperdagangkan di USD132,60 per ton, ambles 3,32% dibandingkan hari sebelumnya.

Alhasil, dalam sepekan harga batu bara turun 11,60% dan dalam sebulan merosot tajam 28,4% dan sejak awal tahun (YtD) ambrol 65,97% di tengah pemulihan rantai pasokan. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement