Pasar berharap pemerintah dapat dengan mudah mengendalikan INCO dalam rangka mempercepat atau mengakselerasi program kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia, terutama dalam hal hilirisasi sumber daya alam nikel.
"Jika hilirisasi nikel dapat dilakukan dan menghasilkan baterai listrik, efek multipliernya akan terasa pada industri lain. Ini dapat digunakan untuk kendaraan listrik dan elektrifikasi lainnya yang membutuhkan baterai sebagai sumber energi penggerak," ujar Nafan.
Sentimen tersebut, Nafan menjelaskan, sangat strategis bagi INCO dan tentu saja akan menarik bagi para investor di pasar modal.
Terlebih, jika implementasi hilirisasi dapat dilakukan dengan cepat, hal ini akan meningkatkan kinerja pendapatan dan laba bersih INCO. Hilirisasi ini menjadi nilai tambah sebagai sumber pertumbuhan kinerja pendapatan di masa depan.
"Ini adalah prospek bisnis yang cerah berkat penguatan ekosistem EV. Pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil sebesar lima persen, dan pemerintah telah menetapkan target Indonesia Emas 2045, maka mestinya hal ini dapat terwujud," tutur Nafan.