Riky optimis dengan adanya perolehan dana hasil IPO yang baru saja digelar pada akhir Juli 2021, sebesar Rp50 miliar, pendapatan usaha bisa meningkat 195 persen dan perolehan laba bersih meningkat 600 persen di akhir 2021 dibanding akhir tahun lalu.
Dana hasil IPO ini sendiri dipergunakan untuk pengembangan produk dan fitur baru maupun channel distribusi serta pemasaran Perseroan; dengan alokasi 36 persen akan digunakan untuk belanja modal, 34 persen akan digunakan untuk beban operasional, dan 30 persen akan digunakan untuk peningkatan modal kerja.
“Peningkatan pendapatan usaha ditargetkan seiring dengan meningkatnya user Ultra Voucher dari kanal distribusi utama yaitu B2B, e-commerce, direct to retail dan reseller. Untuk itulah Ultra Voucher terus melakukan inovasi dan aksi korporasi termasuk kerjasama dengan sejumlah pihak sebagai bagian dari pengembangan bisnis kami kedepannya,” ucap Riky.
Pasca IPO, Ultra Voucher telah menjadi bagian dari platform mobile banking SimobilPlus milik Bank Sinarmas yang telah diunduh lebih dari 1 juta pengguna dan saat ini juga telah tersedia di mBCA platform mobile banking milik Bank BCA yang melayani lebih dari 26 juta rekening nasabah. Melalui kerja sama dengan pihak perbankan diharapkan dapat meningkatkan transaksi mobile banking serta meningkatkan pengguna Ultra Voucher.
Saat ini, Ultra Voucher telah menjalin 300 brand yang tersebar lebih dari 40.000 outlet di seluruh Indonesia, yang jumlahnya ditargetkan terus bertambah menjadi 400 merchant sampai dengan akhir tahun 2021. Seiring dengan rencana ekspansi di 3 bidang yakni produk, market share yang menjangkau sektor UMKM, dan perluasan bisnis hingga ASEAN, maka jumlah pengguna Ultra Voucher ditargetkan akan terus mengalami peningkatan. (TIA)