Pelemahan dolar AS selah satunya didorong oleh kekecawaan pasar, sebagai respon atas komentar dari pejabat The Fed yang mengaku belum memiliki rencana untuk mengurangi laju kenaikan suku bunga. Padahal, dengan level inflasi yang mulai melandai, pasar berharap ada upaya dari The Fed untuk memberi sedikit ruang pelonggaran atas kebijakan suku bunga yang telah diperketat empat kali berturut-turut sejak awal tahun.
Pun, data ekonomi AS yang dirilis Selasa (23/8/2022) juga turut mendukung performas harga emas, di mana indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS dari S&P Global Flash berada di 51,3 pada Agustus, turun dari 52,2 pada Juli. Hal ini menandakan kondisi operasi yang lemah di seluruh sektor manufaktur. (TSA)