Guna memanfaatkan momentum tersebut, menurut Edi, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi yang diyakini dapat memaksimalkan penjualan di tahun ini.
"Salah satunya dengan fokus pada (sistem penjualan) D2C (Direct-to-consumer), sebagai manufacturing langsung menjual kepada konsumen. Kami berharap (strategi) ini bisa menyumbang (pertumbuhan) terhadap bottom line (laba) kami,” sahut Direktur SLIS, Wilson Teoh, dalam kesempatan yang sama.
Selain menjual langsung ke konsumen, menurut Wilson, pihaknya juga bakal memaksimalkan kinerja penjualan lewat peningkatan kapabilitas produk perusahaan. Tak hanya itu, SLIS juga berencana memperluas jejaring penjualannya ke sejumlah daerah di luar Pulau Jawa.
"Sebagaimana kita sampaikan di annual report, mayoritas penjualan kami sejauh ini masih (didominasi) di Pulau Jawa. Karena itu kita akan perluas channel (penjualan) di luar Jawa karena pangsa pasar di sana memang belum terjamah dengan baik, misal di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat,” tutur Wilson.
Strategi perluasan tersebut, dijelaskannya, bakal didasarkan pada pertimbangan potensi daerah yang bakal dipilih sebagai prioritas. Misalnya saja di sejumlah kawasan wisata, seperti Mandalika, Danau Toba, dan sebagainya.