Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sebelumnya menyebut, mahalnya harga tiket pesawat saat ini memukul industri pariwisata. Pemerintah dinilai tidak sigap sehingga membuat masalah tersebut berlarut-larut.
"Ini membawa dampak sangat berat bagi industri pariwisata. Yang paling ngeri-ngeri sedap dirut maskapai dipanggil menko, menhub sampai angkat tangan, lalu menteri BUMN 'saya tidak punya wewenang'. Akhirnya, lama-lama kita capek juga sementara bisnis kita sudah berat," kata Wakil Ketua Umum PHRI, Rainier H. Daulay di Jakarta, Rabu (19/6).
Dia menyebut, tingkat okupansi hotel di sejumlah daerah sangat rendah berada di bawah 50 persen, temasuk saat malam menjelang Lebaran. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya mencapai 100 persen. (*)