Hal itu dilakukan karena Tokopedia memang berkomitmen untuk tidak mengganggu pengguna dalam proses migrasi ini. Sehingga dalam prosesnya, kata Isy, migrasi TikTok Shop dan Tokopedia ini cenderung tidak ketahuan.
"(Pemisahan di backend) kan boleh-boleh saja, tapi secara backend-nya sudah (terpisah). Kita sudah buka sampai backend-nya sudah berubah. Sudah tidak lagi transaksi," tutur Isy.
Lebih lanjut, Isy juga memastikan dalam proses migrasi yang sedang dilakukan ini, TikTok dan Tokopedia masih perlu menyelesaikan 13 persen kekurangan yang harus dilengkapi agar bisa comply atau mematuhi aturan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 31/2023.
"Jadi, memang ada beberapa yang belum sesuai, sekitar 13 persen. Dua atau tiga minggu lalu, saya bilang sudah 25 persen lagi untuk comply dengan Permendag 31. Nah sekarang, tinggal 13 persen lah untuk comply," ungkap Isy.
Salah satu yang perlu dilengkapi adalah perihal tulisan, bukan lagi memakai nama TikTok atau TikTok Shop melainkan Shop|Tokopedia.