Kinerja Bank Mandiri, misalnya, sejak IPO pada 2003, memang terus meningkat. Seperti disampaikan pada website perusahaan, laba bersih pada 2010 sudah tembus Rp9,2 T. Padahal, pada 2000, laba perusahaan ‘hanya’ pada angka Rp1,8T. Sementara pada 2022, laba bersih mencapai Rp41,17 T.
"Mengapa? Ya karena komponen di perusahaan yang IPO, baik keuangan maupun manajemen, harus dipertanggungjawabkan," papar Acuviarta.
Sementara, Pengamat Pasar Modal, Irwan Ariston Napitupulu juga membenarkan pandangan dari Acuviarta tersebut. Menurut Irwan, keuntungan menjadi perusahaan terbuka antara lain, bahwa perusahaan tersebut menjadi lebih transparan dalam melaporkan kinerjanya.
"Akan lebih transparan dan terbuka melaporkan audit kinerja keuangan sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Irwan.
Dengan menjadi perusahaan terbuka, lanjut Irwan, masyarakat akan lebih mudah mengakses data tentang kinerja perseroan secara berkala.