sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penguatan Dolar AS Tembus Rekor, Rupiah Keok di Rp14.612

Market news editor Anggie Ariesta
13/05/2022 16:25 WIB
Dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat bahkan mencetak rekor penguatan tertinggi dalam kurun 20 tahun terakhir.
Penguatan Dolar AS Tembus Rekor, Rupiah Keok di Rp14.612 (FOTO: MNC Media)
Penguatan Dolar AS Tembus Rekor, Rupiah Keok di Rp14.612 (FOTO: MNC Media)

Kekhawatiran tentang lingkungan stagflasi yang berkepanjangan dari pertumbuhan yang lambat dan harga yang tinggi juga telah mengurangi selera terhadap risiko.
 
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS yang mendengar bahwa Fed dapat menurunkan inflasi tanpa menyebabkan resesi karena pasar kerja dan neraca rumah tangga AS yang kuat, biaya utang yang rendah dan sektor perbankan yang kuat. Ketua Fed Jerome Powell juga dikonfirmasi oleh Senat AS untuk masa jabatan kedua.

Dari sentimen domestik, berdasarkan data Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2022 tetap tinggi sebesar 135,7 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2022 sebesar 139,1 miliar dolar AS. 

Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.
 
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.


 
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.
 
Di bulan ini, cadangan devisa tersebut berisiko semakin menurun jika melihat nilai tukar rupiah yang terus tertekan dan capital outflow yang terjadi di pasar obligasi. BI tentunya lebih banyak melakukan intervensi. Ketika cadangan devisa perlu digunakan untuk melakukan intervensi, pasokan devisa justru akan semakin seret di bulan ini. Sebabnya, pemerintah melarang ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan semua produk turunannya.
 
CPO yang termasuk dalam ekspor HS 15 (lemak dan minyak hewani/nabati) merupakan salah satu penopang neraca perdagangan Indonesia hingga mampu mencetak surplus dalam 23 bulan beruntun. Kontribusinya terhadap total ekspor menjadi yang terbesar kedua setelah HS 27 (bahan bakar mineral) yakni batu bara.
 
Dalam perdagangan akhir pekan ini,  mata uang garuda ditutup melemah. Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan  dibuka berfluktuatif namun  ditutup melemah di rentang Rp14.600 - Rp14.660. (RAMA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement