Kinerja indeks saham utama domestik itu ditopang positifnya data ekonomi seperti PMI Manufaktur yang menunjukkan ekspansi, meningkatnya angka penjualan eceran, dan membaiknya indeks kepercayaan konsumen (IKK).
Namun, terdapat perhatian lain pelaku pasar dari sisi negatif ketika memasuki semester II. Perhatian itu adalah pertumbuhan ekonomi paruh kedua 2021 yang diyakini mulai melambat terutama pada kuartal III/2021 yang turut menjadi risiko.
Penyebab utamanya adalah lonjakan kasus Covid-19 yang angka hariannya terus mencetak level tertinggi membuat pemerintah menerapkan PPKM Darurat di Jawa dan Bali untuk periode 3 Juli hingga 20 Juli mendatang.
PPKM Darurat akan tentunya akan berdampak kepada permintaan akan barang dan jasa. Karena itu, ekonom Mirae Asset Sekuritas memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini akan berada di level 4,15%, di bawah target pemerintah 4,5%-5,3%. (TIA)